Bagaimana perasaan Anda sebagai orang tua jika mendengar bahwa generasi mendatang telah terancam? Alam sudah mulai melawan balik atas aksi kita yang tidak senonoh terhadapnya, toleransi mulai merenggang dan anak-anak telah tercecoki oleh berbagai hal negatif terutama rokok.
Kepedulian saya terhadap fenomena pengonsumsi rokok ini meningkat semenjak saya melihat langsung 4 orang anak-anak yang merokok dengan lihainya di tempat sepi. Dari perawakan dan wajahnya, saya yakin mereka ber-4 hanya berada di usia Sekolah Dasar. Sungguh pemandangan yang membuat saya geleng-geleng kepala. Padahal rokok sangat merugikan.
Jika kita berbicara mengenai dampak negatif dari rokok, saya yakin bahwa Anda sudah tahu betul. Iklan mengenai bahaya rokok sudah dibuat semenakutkan mungkin, spanduk-spanduk di jalanan sudah dengan jelas mengatakan bahwa “rokok itu berbahaya”. Namun nyatanya, upaya tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Fakta-Fakta tentang Rokok yang Belum Banyak Disadari
Kalau dampak rokok bagi kesehatan sudah sangat banyak sekali diabaikan dan diremehkan, bagaimana dengan beberapa fakta mengenai jahatnya rokok di bawah ini? Masih bisa mengabaikan?
1. Seorang Perokok Tidak Sayang Anak dan Istri
Pengonsumsi rokok memang kebanyakan dari kalangan pria. Mereka sering kali berdalih, “Toh ini uangku juga yang digunakan buat membeli” agar tidak ada yang bisa membatasinya dari rokok. Sayangnya, hidup ini bukan cuma soal uang.
Seorang pria/suami yang merokok sama dengan memberikan ancaman kesehatan yang bukan main kepada anak, istri dan keluarga dekat lainnya. Orang yang tidak merokok namun ikut menghirup asap rokok disebut dengan perokok pasif. Jangan salah, perokok pasif lebih besar risikonya dibandingkan dengan perokok aktif. Kalau memang seorang pria menyayangi keluarganya, ia pasti tidak mau membahayakan nyawa keluarganya bukan?
2. Secara Tidak Langsung, Anak-Anak Didukung untuk Beli Rokok
Jangan kaget. Inilah faktanya. Saya katakan begini karena rokok dijual sangat murah di bahkan dijual perbatang yang tentu saja memungkinkan anak sekolah menengah bahkan sekolah dasar pun mampu membeli sebatang dua batang rokok.
Ditambah lagi akses membelinya yang sangat mudah. Rokok batangan dengan harga uang jajan anak sekolahan ini dapat dibeli di warung-warung kecil. Bahkan sang pemilik warung atau toko pun selalu melayani pembeli bahkan ketika anak di bawah umur sekali pun yang membeli.
3. Rokok Sebenarnya Memiskinkan
Perokok tidak semuanya orang yang menghambur-hamburkan uangnya karena kaya. Perokok bahkan banyak sekali dari kelompok-kelompok miskin. Mereka bahkan mengaku kesulitan dalam keuangan contohnya dalam hal menyekolahkan anak mereka namun sehari-hari tetap merokok.
Kenapa demikian? Ya, ini semua karena rokok itu murah. Mereka bisa membelinya dengan beberapa ribu saja. Walaupun begitu, sebenarnya tetap saja merugi. Tetap ada uang yang terbuang sia-sia. Seharusnya uang itu bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih penting.
4. Meningkatnya Jumlah Perokok, Meningkat Pula Stres pada Perempuan
Apa hubungannya perempuan dan rokok yang dikonsumsi pria? Pertama, perempuan harus menjaga kesehatannya karena pengaruh dari perokok aktif tersebut. Kedua, ia juga harus menjaga kesehatan anak-anaknya apalagi jika sedang hamil. Mereka harus betul-betul menjaga konsumsi asap rokok demi kesehatan bayi.
Belum habis sampai di situ saja, perempuan juga harus kena dampak dalam masalah keuangan. Tidak sedikit perempuan yang mengaku kewalahan dalam hal ekonomi dikarenakan konsumsi terhadap rokok oleh sang suami. Bagaimanapun juga, perempuan itu tugasnya sebagai pengatur keuangan rumah tangga. Tentu ia yang akan pusing mengalokasikan dana tersebut.
Bukan hanya perempuan yang berperan sebagai istri, perempuan yang berperan sebagai anak atau bahkan perempuan yang naik kendaraan umum pun menerima risiko yang sama jika perokok semakin meningkat jumlahnya.
Lalu, Bagaimana Upaya Mengurangi Jumlah Perokok?
Seperti judul di atas, kita nggak perlu jadi Superman kok untuk selamatkan generasi mendatang dari bahaya rokok. Cukup dengan mendukung #rokokharusmahal saja! Ya, dari fakta yang sudah saya sebutkan di atas, akar semua masalah ini adalah harga rokok yang murah dan menjangkau kelas bawah dan anak-anak.
Seharusnya rokok itu harganya 50 ribu sehingga tidak lagi bisa dijangkau denga mudah oleh anak-anak kita atau pun kelompok di bawah. Jika cara mengingatkan bahaya rokok tidak pernah mempan, maka saya punya keyakinan bahwa #rokok50ribu ini akan membawa perubahan yang signifikan asal semua pihak mau bekerjasama.
Hal ini dikoarkan oleh KBR.ID, pihak KBR masih gencar dalam menggalakkan program radio Ruang Publik KBR #rokokharusmahal. Talkshow yang diadakan di radio Power FM 89.2 streaming jam 9 sampai 10 WIB. Berikut jadwal yang masih bisa Anda ikuti:
Rabu, 6 Juni 2018;
Rabu, 20 Juni 2018;
Rabu, 11 Juli 2018;
Rabu, 25 Juli 2018;
Rabu, 15 Agustus 2018
Hal-hal yang lebih mendalam mengenai program #rokokharusmahal ini bisa Anda simak dengan mendengarkan talkshow tersebut yang akan menghadirkan pembicara yang memang di bidangnya.
Intinya, tidak susah kok upaya untuk menyelamatkan generasi kita. Cukup dengan kita semuanya satu visi dan misi. Dukung program mulia ini dan we will be more than Superman.